Surabaya—Pagi itu, sinar mentari mulai menghangatkan jalanan Kota Surabaya. Di sudut-sudut Tegalsari, di antara deru kendaraan dan langkah kaki yang bergegas, ada kehangatan yang berbeda. Jumat, 14 Februari 2025, anggota Koramil 0830/16 Tegalsari turun ke jalan, membawa senyum dan harapan.
Peltu Agung Pramono, Serka Mamat Fatoni, dan Koptu Fiqih melangkah dengan penuh semangat. Mereka tidak membawa senjata, melainkan bungkusan sarapan untuk dibagikan. Di perempatan Jl. WR. Soepratman, Jl. Anwari, dan Jl. Trunojoyo, mereka menyapa para tukang becak, pemulung, dan masyarakat kurang mampu.
Satu per satu, bungkusan itu berpindah tangan. Wajah-wajah yang tadinya letih berubah menjadi cerah. "Terima kasih, Pak, " ucap seorang tukang becak dengan senyum mengembang. Ada kebahagiaan sederhana dalam sekotak nasi, ada kehangatan yang menyusup di hati.
Kegiatan ini bukan sekadar berbagi makanan, tetapi juga wujud syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT. "Kami hanya ingin berbagi, semoga ini bisa sedikit meringankan saudara-saudara kita, " ujar Peltu Agung Pramono.
Di tengah hiruk-pikuk kota, aksi kecil ini menjadi bukti bahwa kepedulian masih ada. Bahwa di balik seragam, ada hati yang peduli. Dan bahwa setiap pagi, selalu ada harapan baru yang menyertai fajar.